7 dari 10 Gen Z Rasakan Gejala Depresi selama Pandemi Covid-19, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberikan banyak dampak kepada seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya kesehatan mental. Hal itu terbukti dari survei yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA).
Survei tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia muda yakni gen Z adalah yang paling terpukul lantaran pandemi Covid-19. Dari survei APA tahun 2020, tercatat 7 dari 10 gen Z yang berusia 18 hingga 23 tahun mengalami gejala-gejala depresi selama pandemi Covid-19.
Terkait persoalan ini, psikolog Mazdha Ariefriyendho dan Sabrina L Siswopandoyo turut membahasnya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Senin (11/4/2022).
“Ternyata, sebelum 2020 pun, dari 2018 risetnya tuh menunjukkan bahwa gen Z sudah tinggi (yang mengalami gangguan kesehatan mental),” kata Mazdha seperti dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo.
Mazdha menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kelompok usia muda tersebut rentan mengalami gejala depresi. Hal ini terkait dengan support system atau orang terdekat dari gen Z itu sendiri.
“Masalahnya, significant others atau orang terdekat dari anak-anak usia 18-20-an itu bukan lagi orangtuanya, tetapi sudah peer-nya atau temannya,” jelas dia.
Kondisi ini, sambung Mazdha, ditambah pandemi Covid-19 hingga membuat mereka sulit bersosialisasi atau terhubung dengan teman-teman. “Apalagi kalau kepribadiannya ekstrovert yang membutuhkan energi dari berkumpul sama teman-teman, terus disuruh di rumah saja. Itu recharge (energinya) bagaimana?” kata dia.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres agar tidak berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih serius. Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk meminta bantuan tenaga profesional.
Survei tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia muda yakni gen Z adalah yang paling terpukul lantaran pandemi Covid-19. Dari survei APA tahun 2020, tercatat 7 dari 10 gen Z yang berusia 18 hingga 23 tahun mengalami gejala-gejala depresi selama pandemi Covid-19.
Terkait persoalan ini, psikolog Mazdha Ariefriyendho dan Sabrina L Siswopandoyo turut membahasnya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Senin (11/4/2022).
“Ternyata, sebelum 2020 pun, dari 2018 risetnya tuh menunjukkan bahwa gen Z sudah tinggi (yang mengalami gangguan kesehatan mental),” kata Mazdha seperti dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo.
Mazdha menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kelompok usia muda tersebut rentan mengalami gejala depresi. Hal ini terkait dengan support system atau orang terdekat dari gen Z itu sendiri.
Baca Juga
“Masalahnya, significant others atau orang terdekat dari anak-anak usia 18-20-an itu bukan lagi orangtuanya, tetapi sudah peer-nya atau temannya,” jelas dia.
Kondisi ini, sambung Mazdha, ditambah pandemi Covid-19 hingga membuat mereka sulit bersosialisasi atau terhubung dengan teman-teman. “Apalagi kalau kepribadiannya ekstrovert yang membutuhkan energi dari berkumpul sama teman-teman, terus disuruh di rumah saja. Itu recharge (energinya) bagaimana?” kata dia.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres agar tidak berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih serius. Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk meminta bantuan tenaga profesional.
(tsa)